....
Kembali ku temui malam yang hening,
di antara rongga yang sesak
aku mampu bernafas untuk menyempurnakan
khayalku 'tang indah mu ....
Kala itu,
Sejak kau hadir
Dengan sejuta harapan
Ternyata kini, hanyalah fatamorgana
engkau untukku
Yang ada dan tak mampu ku sentuh,
Ku sentuh dan tak mampu ku raih,
Ku raih dan tak mampu ku miliki....
Tinggallah kini,
seonggok yang tek berdaya
Kau sempurna, meski untukku kau lara
Kau segalanya, meski untukku , aku tak dapat apa-apa
Aku tak berharap kau tahu
Pun tak mau kau mengerti
Kaulah yang aku cintai, dan yang aku benci
Aku, kecintaan seluas benci
Benci yang tak bertepi
Seluas ku mencintai
Bersama pagi ku tunggu mentari
Bersama malam ku tunggu rembulan
Subuh bersama tetesan embun
Dan siang bersama terik panas....
Rasa yang tak mampu dusta
Akan cinta
Namun yang tlah menjadi nyata....
Isi jiwa yang tak terucap oleh kata
Kejujuran hati yang tertutup kabut
Berakhir kini menjadi gumpalan mendung....
Dan aku menangis
Laksana mendung langit
Yang tlah menjadi gerimis dan hujan
Cintaku sebesar lukaku
Karna kuasa ku tak dapat kuasaimu
Kabut Ariez